PUSKESMAS BERSAHABAT

PENJARINGAN ANAK SEKOLAH DASAR

UKS PUSKESMAS PARUGA

PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS PARUGA

PROMKES PUSKESMAS PARUGA

POSYANDU

PROMKES PUSKESMAS PARUGA

PEMBINAAN DOKTER KECIL 2017

TIM PROMKES PUSKESMAS PARUGA.

SP2TP JANUARI 2017

TIM SP2TP PUSKESMAS PARUGA

Label

Selasa, 20 Juni 2017

PEMBINAAN DOKCIL (DOKTER KECIL) 2017



foto bersama petugas dengan siswa sekolah

Pelatihan dan penyuluhan bidang kesehatan merupakan salah satu program kerja dari Puskesmas. Yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam bidang kesehatan. Pengetahuan tentang kesehatan sangat bagus bila ditanamkan sejak dini, sehingga bisa membentuk sikap kepedulian terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Salah satu kegiatan pelatihan kesehatan untuk anak – anak usia Sekolah Dasar (SD) yaitu Pelatihan Dokter Kecil. 


pembinaan cara sikat gigi yang baik dan benar

Dokter kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih untuk melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga, dan lingkungan. Tujuan umum pembinaan dokter kecil adalah MENINGKATNYA PARTISIPASI SISWA DALAM PROGRAM UKS.
dan tujuan Khusus nya adalah :
1. Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat disekolah dirumah dan lingkunagan nya
2. agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang lain untuk hidup sehat.

Sebagai bagian dari kegiatan program promosi kesehatan, khususnya Upaya Kesehatan Sekolah (UKS), Pada tanggal 12-14 Juni 2017 Puskesmas Paruga bekerja sama dengan Sekolah Dasar (SD) di wilayah kerja Puskesmas Paruga  mengadakan pelatihan Dokter Kecil untuk para siswanya. Siswa yang mengikuti pelatihan sebanyak 18 siswa dari kelas 4, dan 5.


Selama dua hari tersebut, siswa-siswi diberikan materi-materi yang berhubungan dengan kesehatan di sekolah. Materi–materi yang diajarkan meliputi : Usaha Kesehatan Sekolah Dokter Kecil (UKS), Gizi, Kesehatan Gigi dan Mulut, Jajanan Sehat serta P3k.
Pelatihan dokter kecil baik sekali untuk anak-anak, karena mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat sejak usia dini. Pembangunan kesehatan kini dan ke depan diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif dengan tidak mengesampingkan kuratif dan rehabilitatif . Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan edukasi tentang bagaimana cara mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada generasi muda.


Dokter kecil diharapkan menjadi agen perubahan. Oleh karena itu, perekrutan dokter kecil dilakukan pada siswa kelas 4, 5 dengan ketentuan murid yang terlatih memelihara dan meningkatkan kesehatan diri sendiri. Selain itu memiliki jiwa pemimpin dan bertanggung jawab, serta memiliki budi pekerti baik dan suka menolong. Diharapkan, kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah ditularkan kepada teman, keluarga dan lingkungan sekolah.
Petugas-petugas atau tim yang memberikan pelatihan dokter kecil terdiri dari  pemegang program UKS, dokter Puskesmas, Petugas Gizi, Perawat, serta Dokter Gigi
foto bersama petugas dengan siswa sekolah

Dengan pelatihan ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan wawasan siswa tentang kesehatan sejak dini dan membina para siswa Sekolah Dasar (SD) agar memiliki kemampuan dan kepedulian dalam mempromosikan pola hidup sehat di lingkungan sekolah. Sehingga pada akhirnya akan memunculkan kader – kader kesehatan yang berwawasan luas dan aktif di sekolah. Dan tidak menutup kemungkinan bisa menjadi kader kesehatan di masyarakat.Trima kasih salam Sehat dari kami PUSKESMAS PARUGA BERSAHABAT...
foto bersama petugas dengan siswa sekolah


Senin, 12 Juni 2017

SURVEY PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH & SEHAT ) 2017

proses pemetaan wilayah sebelum melakukan suvey
Salah satu strategi utama untuk mewujudkan masyarakat kota Bima yang mandiri dan bermartabat adalah dengan menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS adalah Sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
petugas puskesmas sedang melakukan suvey phbs
pada salah satu warga
Hampir semua masalah kesehatan dapat dicegah dengan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat khususnya di rumah tangga, karena anggota rumah tangga merupakan aset yang sangat potensial untuk diberdayakan dalam upaya menjaga dan memelihara kesehatan. Melalui upaya ini, setiap rumah tangga diberdayakan agar tahu, mau dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yang sehat, mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, serta memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. Setiap rumah tangga juga digerakkan untuk berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat.
ibu kader puskesmas sedang melakukan survey
disalah satu rumah warga
Survey PHBS Tatanan Rumah Tangga dengan 10 indikatornya merupakan upaya untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di rumah tangga. Indikator PHBS tatanan rumah tangga diarahkan pada aspek program prioritas yaitu KIA, Gizi, kesehatan lingkungan, Gaya Hidup dan Upaya Kesehatan Masyarakat.
Adapun 10 indikator PHBS tatanan rumah tangga tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,
  2. Bayi diberi ASI Eksklusif
  3. Menimbang bayi dan balita diposyandu.
  4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
  5. Menggunakan air bersih,
  6. Menggunakan jamban sehat,
  7. Memberantas jentik di rumah,
  8. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
  9. Makan sayur dan atau buah setiap hari, dan
  10. Tidak merokok dalam rumah.
persiapan tim survey sebelum turun lapangan
      

Puskesmas paruga setiap tahun melakukan survey cepat (rapid survey) PHBS tatanan rumah tangga (Rumah Tangga Sehat). Rapid survey yaitu suatu teknik survey yang cepat dan murah untuk mengevaluasi keberhasilan program PHBS tatanan rumah tangga. Puskesmas Paruga menaungi 6 kelurahan yang terdapat di Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima. Jumlah sampel keseluruhan adalah 210 KK yang terdiri dari kelurahan Dara 6 cluster, kelurahan tanjung 6 cluster, kelurahan Na'e, Pane, dan Sarae masing-masing 4 cluster, dan yang perlu diingat 1 cluster = 7 KK.
          

Minggu, 11 Juni 2017

BIAS (BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH) 2016

PETUGAS SEDANG MEMBERIKAN IMUNISASI
PADA SISWA

BIAS adalah bulan dimana seluruh kegiatan imunisasi dilaksanakan di seluruh Indonesia oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri Kesehatan.Imunisasi dalah pemberian vaksin dengan tujuan agar mendapatkan perlindungan (kekebalan) dari penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Tujuan pelaksanaan BIAS adalah mempertahankan Eleminasi Tetanus Neonaturum, pengendalian penyakit Difteri dan penyakit Campak dalam jangka panjang melalui imunisasi DT, TT dan Campak pada anak sekolah.



PETUGAS SEDANG MEMBERIKAN IMUNISASI
PADA SISWA

BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi anak-anak usia sekolah dasar terhadap penyakit campak, difteri dan tetanus

BIAS adalah salah satu bentuk kegiatan operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan sasaran seluruh anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) atau sederajat (MI/SDLB) kelas 1, 2, dan 3 di seluruh Indonesia

PETUGAS SEDANG MEMBERIKAN IMUNISASI
PADA SISWA


Mengapa Imunisasi harus diberikan lagi pada anak sekolah ?
Hal ini disebabkan karena sejak anak mulai memasuki usia sekolah dasar terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi. Oleh sebab itu, pemerintah menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia sekolah dasar atau sederajat (MI/SDLB) yang pelaksanaannya serentak di Indonesia dengan nama Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). 
Imunisasi lanjutan sendiri adalah imunisasi ulangan yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan diatas ambang perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi yang diberikan berupa vaksin Difteri Tetanus (DT) dan Vaksin Campak untuk anak kelas 1 SD atau sederajat (MI/SDLB) serta vaksin Tetanus Toksoid (TT) pada anak kelas 2 atau 3 SD atau sederajat (MI/SDLB). 
PETUGAS SEDANG MEMBERIKAN IMUNISASI
PADA SISWA

 Pelaksanaan BIAS biasanya dilaksanakan Setiap tahun BIAS dilaksanakan pada bulan Agustus untuk Campak dan pada bulan November untuk DT (kelas I) dan Td (kelas II dan III). 

Pelayanan imunisasi di sekolah dikoordinir oleh tim pembina UKS. Peran guru menjadi sangat strategis dalam memotivasi murid dan orangtuanya. 

Ketidak hadiran murid pada saat pelayanan imunisasi akan merugikan murid itu sendiri dan lingkungannya karena peluang untuk memperoleh kekebalan melalui imunisasi tidak dimanfaatkan.

Sabtu, 10 Juni 2017

INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN SARANA AIR BERSIH

KAPORISASI SUMUR GALI

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan. Diare merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak sekolah, disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti DBD, malaria, pes, dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, 2007)


Masalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan penduduk mengakses air minum yang layak. Terakhir adalah buruknya kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri. Sedangkan dari sisi sanitasi, selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan, kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral, rendahnya kualitas bangunan septic tank, dan masih buruknya sistem pembuangan limbah.





Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.


Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)

c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)